KEARIFAN LOKAL “SMONG” MITIGASI BENCANA BERBASIS TRADISI DARI SIMEULUE UNTUK DUNIA Ditulis oleh : Moehammad Riswan Roesli (Pemerhati seni dan budaya tradisional Simeulue)

Tidak disangka ternyata kearifan lokal masyarakat Simeulue yang diwariskan secara turun temurun melalui sastra atau seni tutur yang disebut “Nafi-nafi” itu telah menjadi perhatian dunia, baik perorangan maupun dalam bentuk organisasi, yaitu antara lain;
- United Nations International Strategic for Disaster Reduction (UN-ISDR) sebuah organisasi dibawah PBB, untuk pertama sekali memberi penghargaan yang bersifat kolektif kepada masyarakat Simeulue terhadap kearifan lokal yang dimiliki ketika menghadapi bencana “Smong” tahun 2004 lalu yang dianggap cukup ampuh dan efektif (atas izin Allah SWT) dalam menghadapi dan mengatasi bencana tersebut, yaitu; penghargaan SASAKAWA AWARD yang diterima oleh Bupati Simeulue, Drs. Darmili pada tanggal 12 Oktober 2005 di Bangkok.
- Pada pertemuan sebuah organisasi internasional yaitu Jaringan Lembaga Pengetahuan Kelangsungan Hidup Internasional (Tell-Net) tanggal 20 Januari 2006 tentang Kegiatan Perbantuan Dalam Upaya Mentransfer Pengetahuan Tentang Kelangsungan Hidup yang diselenggarakan di Kobe, Jepang dan dihadiri oleh 14 negara peserta. Syair-syair lagu Smong yang berisikan petuah-petuah leluhur masyarakat Simeulue dalam hal mitigasi bencana khususnya bencana Smong (tsunami) yang dilantunkan oleh Ny. Afridawati Darmili, telah menarik perhatian peserta pertemuan akan makna yang terkandung dalam bait-bait lagu tersebut. (Asahi morning edition, Saturday January 21, 2006).
- Stephen Sutton, seorang peneliti dari Charles Darwin University Australia tertarik dengan kosakata “Smong” dan menulis sebuah artikel untuk memperjuangkannya agar “Smong” menjadi bahasa dunia.
- Pada akhir tahun 2014, melalui kolaborasi Komunitas Central Culture Simeulue, Group Siar Smong Jakarta dan Falara Studio Yogyakarta, dilaksanakan pagelaran beberapa kesenian tradisional Simeulue di Bali antara lain di Mangsi Cafe, Como Shambala Resort Ubud, Yayasan Bumi Sehat Nyuh Kuning Ubud dan Sanggar Penggak Men Mersi Puri Kesiman Badung, yang intinya adalah dalam rangka memperkenalkan kearifan lokal Smong kepada turis-turis mancanegara.